Sebuah Opini : Hakikat Makhluq

Oleh : Asep Gedau.

Manusia yang terdiri dari jasmani, rohani (Raga kasar dan Raga Lembut). Perlu kita ketahui dan sadari bahwa keduanya merupakan kesatuan dalam hidup bila salah satunya berpisah itulah akhir dari kehidupan (kematian).

Keistimewaan yang dimiliki oleh manusia adalah berbeda dengan makhluk lainnya, seperti jin dan malaikat.

Karakteristik Manusia, Malaikat, Jin:

  • Malaikat diciptakan sebelum jin dan jin diciptakan sebelum manusia
  • Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api dan manusia diciptakan dari tanah, ketiganya memiliki jasad(Jasmani)
  • malaikat jin dan manusia sama-sama berakal memiliki tingkatan, kedudukan, ilmu dan amalan yang berbeda-beda dan bertingkat-tingkat
  • malaikat tidak memiliki syhawat tidak berjenis kelamin, tidak makan, sedangkan jin dan manusia sama-sama memiliki syhawat, berjenis kelamin.
  • malaikat memiliki kekuatan fisik dan kecepatan yang jauh lebih baik dai pada jin, sedangkan jin lebih kuat daripada manusia. jin mampu terbang hanya sebatas langit dunia sementara malaikat sampai ke syurga, mampu mengerjakan apa yang dianggap manusia besar oleh manusia dalam waktu singkat kurang dari semalam dan sekejap mata.
  • Para malaikat lebih utama dari para jin dari penciptaan, bentuk pembuatan maupun keadaan.
  • populasi malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak melibihi jumlah jin manusia dan hewan.
  • Malaikat diciptakan dengan tabiat selalu taat tdiak pernah bermaksait kepada Allah dan simpati dengan sifat yang terpuji, sedangkan jin dan manusia di berikan dan kehendak untuk taat dan ingkar jin sebagai teman manusia diperintahkan untuk menjalankan syariat agama mengikuti Nabi yang diutusnya sehingga didapati ada jin muslim. kafir, dan ateis, ada yang baik dan ada yang jahat
    *komunitas jin serupa dengan manusia memiliki bahasa dan negara masing-masing memiliki raja dan bawahannya memiliki teknologi dan bangunan-bangunan.
    *para malaikat tinggal di langit sementara jin dan manusia tinggal di bumi.
  • jin seperti manusia merasakan sakit,takut, kuat, lemah, lahir dan mati.
  • malaikat jin dan manusia akan mengalami kematian, malaikat meniup sangsakala adalah yang paling akhir mati di hari kiamat dan juga yang pertama kali dibangkitkan dari kematiannya untuk kembali meniup kembali sangsakalanya pada tiupan kebangkitan bagi mahkluk lain, bagi manusia akan dihitung (hisabnya) amal perbuatan di kala hidup didunia yang beriman masuk surga yang ingkar ke neraka
    *malaikat jin dan manusia tidak mengetahui perkara ghaib seperti ajalnya, masa depannya hari kiamat.
    *para rosul dan nabi sebelumnya bangsa dari manusia bukan dari kalangan jin dan malaikat
  • Para malaikat bertugas mengurus urusan manusia dan jin, hewan dan apa saja yang diperintahkan kepadanya.
  • setiap manusia memilki qorin yaitu pendamping dari kalangan jin dan malaikat
  • malaikat mampu melihat jin di setiap waktu sedangkan jin tidak mampu melihat mereka kecuali setelah malaikat tersebut berubah menjadi bentuk lain yang dapat dijangkau oleh indera jin, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin dalam asli mereka kecuali mereka berubah menjadi bentuk yang dijangkau oleh indera manusia, seperti hewan, suara, cahaya, api, hantu, benda terbang tak dikenal, bahkan meniru rupa manusia yang sudah meninggal maupun yang masih hidup. dalam alam nyata maupun mimpi keledai dan anjing mampu melihat bentuk asli jin di malam hari.
  • jin mampu menzolimi,mencuri harta, membalas dendam, menculik dan membunuh manusia, sebagaimana manusia juga bisa menyakiti jin dan membunuh jin, jin menjadi lemah jika menampakan diri sehinngga manusia dapat melihatnya yang berarti juga dapat memukulnya bahkan membunuhnya.

Itulah perbedaan antara manusia, jin dan malaikat untuk pengenalan diri kita sebagai manusia kenalilah siapa diri kita “Siapa Saya, Saya Siapa”
Saya adalah Aku
Saya dengan Segenap Raga(Jasmani)
aku adalah pengakuan jiwa(rohani)

Sebagai makhluq yang diciptakan oleh sang Kholik untuk mengenal siapa yang menciptakan (sang pencipta) perlu memahami dasar spiritual yaitu “Aqidah, Taqwa, Ahlak”

( Asep Gedau).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *