Zonapers – Jakarta
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Komjen. Pol. Agus Andrianto, bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom dan Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Mukti Juharsa, melakukan kunjungan ke Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta kemarin. Kunjungan kerja ini bukan hanya sekadar peninjauan, tetapi juga merupakan upaya konkret dalam merespon masalah serius yang dihadapi banyak Lapas dan Rutan di Indonesia: over kapasitas.
Dalam inspeksi ini, rombongan meninjau sejumlah fasilitas yang vital bagi Warga Binaan, seperti blok hunian, dapur, balai latihan kerja, dan Kampung Cah Angon, sebuah fasilitas untuk Sarana Asimilasi dan Edukasi. Fasilitas ini dirancang untuk membekali Warga Binaan dengan keterampilan baru agar mereka dapat kembali berintegrasi dengan masyarakat secara produktif setelah masa tahanan.
Komjen. Agus Andrianto menyoroti pentingnya pendekatan berbasis kemanusiaan bagi para pengguna narkoba, menegaskan bahwa pencandu narkoba adalah korban yang membutuhkan rehabilitasi, bukan hanya hukuman. “Kami ingin menjalankan amanah undang-undang terkait rehabilitasi pengguna narkoba,” ujarnya, dengan harapan agar alokasi anggaran untuk kebutuhan gizi Warga Binaan juga dapat ditingkatkan dari Rp18.000 per hari yang saat ini masih dikenakan pajak.
Marthinus Hukom, Kepala BNN, juga menyampaikan rencananya untuk mengevaluasi sistem penghukuman bagi pengguna narkoba, terutama agar mereka tidak harus berbagi ruang dengan para pengedar. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Mahkamah Agung dan instansi terkait lainnya untuk menyusun sistem rehabilitasi yang lebih tepat, yang akan membantu mengurangi tekanan pada kapasitas Lapas.
R. Andika Dwi Prasetya, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini dan menegaskan pentingnya sinergi lintas instansi. “Langkah-langkah kolaboratif seperti ini sangat diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam sistem pemasyarakatan kita, dan menjadikan Lapas tempat yang lebih manusiawi bagi mereka yang membutuhkan rehabilitasi,” ungkapnya.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antarinstansi guna mengatasi masalah over kapasitas di Lapas dan memastikan pendekatan yang lebih berfokus pada kemanusiaan untuk para korban penyalahgunaan narkoba.