Perjuangan Ronny Frangky Sompie Yang Mengandalkan Penyertaan Dan Bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa

Irjen Pol (P) DR.Ronny F Sompie, SH, MH.

zonapers.com, Jakarta.

Dimulai ketika lulus dari SMA Negeri 7 Manado (tahun 1980 masih bernama SMPP Neg 29 Manado), Ronny Sompie memiliki cita-cita menjadi seorang dokter atau insinyur sipil, Namun biaya pendidikan menjadi pertimbangan bagi dia, disamping memikirkan pendidikan adik, Maklum ayah saya adalah seorang purnawirawan TNI AL dengan pangkat Pembantu Letnan Satu.

Saya ( Ronny ) sangat bangga terhadap ayah dan ibu saya yang telah memberikan kesempatan bagi saya dan adik2 untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan kemampuan kami masing2.

Saya tidak boleh egois bagi adik2 dan orangtua saya, sehingga berupaya mencari pendidikan yang bisa memberikan beasiswa selama pendidikan. Akhirnya saya masuk AKABRI. Waktu itu masih menjadi satu pintu rekrutmen dan akan ditentukan sesuai hasil rest baik kesehatan maupun psikotest utk cocok diarahkan ke matra darat (AKABRI Bagian Darat), ke matra laut (AKABRI Bagian Laut), matra udara (AKABRI Bagian Udara) dan matra kepolisian (AKABRI Bagian Kepolisian.

Oleh karena ayah saya adalah seorang purnawirawan TNI AL, saya sangat membanggakan ayah saya dan berupaya memilih untuk masuk AKABRI Bagian Laut (sekarang AAL). Namun doa ibunda saya terkabul dan saya diarahkan Panitia Seleksi Pusat di Magelang untuk melanjutkan pendidikan ke AKABRI Bagian Kepolisian (sekarang AKPOL) di Candi Baru Semarang.

Artinya, keinginan untuk mencari pendidikan yg memberikan beasiswa terkabul, namun pilihan matra di AKABRI tidak sesuai dengan harapan saya. Saya menerima semuanya dan berjuang menjadi yg terbaik dalam pendidikan selama di AKPOL – Semarang sampai lulus tahun 1984.

Saya lulus dari AKPOL tahun 1984 dalam urutan ranking ke 13. Saya masih masuk 30 besar yg bisa langsung mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta utk mendapatkan gelar Drs (sarjana dibidang Ilmu Kepolisian). Saya menjadi satu2nya Alumni AKPOL tahun 1984 asal dari Sulut yg terpilih diantara 30 Perwira Polri lukusan AKPOL tahun 1984 yang masuk PTIK setelah dua tahun magang di Polda Metro Jaya tanpa harus melalui test masuk lagi ke PTIK.

Saya teruskan untuk berjuang, agar menjadi yg terbaik di pendidikan PTIK Angkatan XIII / Widya Pratidina dan lulus tahun 1988 dengan urutan ranking kedua bidang Akademis (mendapat bintang Ati Tanggap Perak) dan urutan kesatu bidang Fisik (olah raga dan bela diri) dan mendapatkan Bintang Dhira Trengginas Emas). Saya menjadi satu2nya Perwira Muda asal Sulut yg berpangkat Letnan Satu masuk kelompok 20 besar lulusan terbaik PTIK tahun 1988 dan ditempatkan untuk bertugas di Polda Jatim.

Perjuangan ini terus berlangsung sampai di tahun 2010 saya menjadi Pati Polri pertama yg memulai jabatan sebagai Kepala Biro Pengawasan penyidikan (Biro Wassidik) dibawah Bareskrim Polri. Biro Wassidik diawali oleh saya manajemen pengawasannya pada tahun 2010 setelah ditetapkan oleh KAPOLRI melalui SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja Polri) yang baru di tahun 2010, sehingga saya berperan besar utk membangun integritas kinerjanya sebagai bemper bagi pengawasan proses penyidikan Polri sampai ke tingkat Polsek se Indonesia di tahun 2010.

Tahun 2013 saya dipercaya menjadi Kepala Divisi Humas Polri (Kadivhumas Polri). Saya adalah Pati Polri asal Sulut yg kedua menjadi Kadivhumas Polri setelah Ibu Brigjen Polwan Dra Jeane Mandagie, SH.

Tahun 2015 saya diberikan kesempatan sebagai Kapolda Bali, namun hanya dalam waktu lima bulan sudah diberi tugas oleh Pimpinan Polri untuk mengikuti open bidding untuk seleksi menjadi Dirjen Imigrasi dibawah Kemenkumham. Akhirnya saya terpilih sebagai Dirjen Imigrasi pada 10 Agustus 2015 oleh TPA (Tim Penilai Akhir) yg dipimpin langsung oleh Bapak Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla, Men PAN dan RB, Kepala BIN dan Menkumham sebagai Menteri yg mengusulkan.

Tahun 2020 tepatnya tanggal 27 Januari 2020 saya harus rela dan ikhlas untuk dialihkan jabatan menjadi Analis Keimigrasi Ahli Utama dibawah Dirjen Imigrasi akibat permasalahan Harun Masiku yg simpang siur soal keberadaanya dan masih menjadi tanggung jawab Penyidik KPK soal penangkapannya.

Akhirnya, pada bulan Maret 2023 saya menerima ajakan untuk menjadi seorang politisi dari Partai Golkar dan diangkat menjadi Fungsionaris Golkar oleh Bapak Ketua Umum Parpol GOLKAR dengan tugas sebagai Caleg DPR RI dapil Sulut.

Perjuangan hidup saya tidak selalu sesuai dengan keinginan pribadi dan bukan hanya berorientasi untuk kepentingan pribadi. Itu sudah saya alami sampai saat ini.

Saya sangat yakin dan percaya, bahwa semua yg saya jalankan ini, yaitu selama menjadi seorang birokrat di Polri dan Imigrasi adalah bagian dari rencana TUHAN bagi kehidupan saya.

Oleh karena itu, melakukan tugas sebagai seorang Fungsionaris Golkar dengan tugas sebagai Caleg DPR RI dapil Sulut juga menjadi bagian dari tugas dan rencana TUHAN bagi kehidupan saya. Mungkin saja, pengabdian saya bagi rakyat yg tadinya selama 31 tahun di Polri dan 8 tahun di Imigrasi akan beralih secara khusus memberikan pengadian bagi kepentingan rakyat Sulut secara langsung melalui kehadiran saya di DPR RI dalam bidang legislatif.

Semua ini menjadi bagian dari perjuangan saya. Ikhtiar saya jalankan, sambil memohon senantiasa perlindungan, penyertaan dan berkat hikmat, agar saya dibukakan jalan terbaik sesuai dengan Rencana Besar TUHAN YANG MAHA KUASA.

Selebihnya, saya sangat siap untuk melaksanakan tugas apa saja yg memang menjadi bagian dari Rencana Besar TUHAN bagi kehidupan saya. Bukan kehendak saya yang jadi, tetapi kehendak TUHAN yang jadi dalam kehidupan saya selanjutnya.

Oleh karena itu, saya bersaksi bahwa perjuangan saya sejak bulan April 2023 sampai sekarang ini tidak pernah saya menggunakan uang untuk membeli suara pemilih dalam PEMILU 2024 yang lalu.

Apapun yg terjadi, saya ingin memperbaiki cara melaksanakan sosialisasi dan kampanye dalam PEMILU 2024 yg berangkat dari hati para pemilih yg ikhlas memilih CALEG DPR RI untuk menjadi Wakilnya di DPR RI di Senayan – Jakarta, bukan karena iming-iming uang. Tidak mudah memang, namun saya sangat menikmatinya dengan kerja keras untuk berjuang dan mengunjungi 9 Kabupaten dan 4 Kota di seluruh jajaran Provinsi Sulut, kecuali Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sitaro yg belum bisa saya kunjungi.

Ada sukacita yg sangat besar bagi saya, karena selama hidup saya, baru bisa mengunjungi Sulawesi Utara dengan kearifan lokal yg sangat unik dan menarik baik dari geografisnya maupun demografis, budaya dan adat istiadat termasuk keindahan alamnya masing-masing. Sulawesi Utara dengan 11 Kabupaten dan 4 Kota yang terbagi dalam 171 Kecamatan terlalu indah bagi saya untuk menikmati setiap jengkal perjalanan kelilingnya.

Saya telah membuat banyak sekali laporan kegiatan dalam bentuk berita online dan media sosial tentang kunjungan saya ke 9 Kabupaten dan 4 kota tersebut. Bisa diikuti semua berita online dan media sosial yang saya buat melalui Tik Tok, Instagram, Facebook Book dan YouTube.

Sangat luas geografis Provinsi Sulut sebagai daerah pemilihan bagi seorang Caleg DPR RI kalau kita mau berkeliling dan tidak hanya mengandalkan Team Sukses samata. Namun hal itu bisa menjadi tantangan bagi setiap Caleg DPR RI yg berjuang untuk bisa dipilih oleh rakyat yg mempercayainya sebagai wakil rakyat di DPR RI kelak di tahun 2024 – 2029 dari Dapil Sulut.

Pengorbanan dalam kehidupan ini merupakan manifestasi dari cinta kasih kita kepada sesama kita. Setiap bentuk pengorbanan yang dinyatakan untuk suatu kebaikan akan bernilai dan berdampak positif dalam kehidupan kita secara pribadi maupun berdampak bagi sesama kita.
Kalau kita masih diperkenankan hidup oleh Tuhan Allah sampai hari ini, itu berarti kita masih diberi kesempatan untuk mengabdi kepada-Nya dengan segenap hidup kita.

Redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *