Zonapers – Jakarta
Seorang pria berinisial EF, warga Jalan Raya Sukatani, Tapos, Depok, dilaporkan ke Polres Metro Depok atas dugaan penipuan dan penggelapan sebagaimana diatur dalam Pasal 378 dan Pasal 372 KUHP. Laporan dibuat oleh Devid, warga Perum Kopassus Pelita 2, Tapos, yang mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 1,05 miliar.
Laporan dengan nomor LP/B/2255/X/2024/SPKT/Polres Metro Depok/Polda Metro Jaya telah diterima oleh Kanit II SPKT, AKP Heru Waluyo, pada 18 Oktober 2024.
Berdasarkan laporan kepolisian, Devid dan EF telah berteman lama sejak sekolah. EF yang diketahui bergerak di bidang properti datang ke rumah Devid pada 17 Juni 2023, meminjam uang dengan alasan sebagai modal usaha jual beli rumah dan tanah.
Karena faktor kepercayaan, Devid memberikan uang kepada EF secara bertahap, baik tunai maupun melalui transfer ke rekening BCA atas nama EF, dengan total mencapai Rp 1,05 miliar. Awalnya, EF sempat mengembalikan sebagian pinjaman, yang membuat Devid semakin yakin untuk terus membantu.
Namun, ketika total pinjaman mencapai Rp 660 juta, EF mengaku tidak bisa mengembalikan uang tersebut. Sebagai gantinya, ia menyerahkan sertifikat rumah di Perumahan Pelita Residence, Sukatani, Tapos, dengan perjanjian bahwa pinjaman dianggap lunas. Dokumen tersebut kemudian diformalkan dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) lunas di hadapan Notaris Yusefin Lely Kusumaningsih, SH, pada 16 Oktober 2023.
Beberapa waktu kemudian, EF kembali meminjam uang hingga total mencapai Rp 1,05 miliar. Saat Devid hendak menjual rumah yang sertifikatnya telah ia pegang, ia justru menemukan bahwa rumah tersebut telah ditempati oleh orang lain.
Saat dikonfirmasi, EF mengaku telah menjual rumah tersebut kepada seorang anggota Brimob berinisial Iptu MI. Devid pun menghubungi Iptu MI, yang mengklaim telah membeli rumah itu secara lunas.
Karena tidak menemukan penyelesaian, Devid akhirnya melaporkan EF ke Polres Metro Depok. Namun, dalam perkembangan kasus, Iptu MI justru melaporkan EF dan Devid ke Polda Metro Jaya.
“Saya tidak ada kaitannya dengan jual beli antara EF dan Iptu MI. Tapi saya tetap memenuhi panggilan klarifikasi di Polda Metro Jaya pada 12 November 2024,” jelas Devid.
Merasa dikriminalisasi, Devid kemudian melaporkan Iptu MI ke Propam Mabes Polri pada 20 Desember 2024, dengan nomor pengaduan SPSP2/006129/XII/2024/BAGYANDUAN.
Awak Media mencoba mengonfirmasi perkembangan laporan Devid kepada Kasubnit Reskrim Polres Metro Depok, Sumarno. Namun, ia enggan memberikan komentar lebih jauh.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan dan belum bisa menjadi konsumsi publik. Silakan pelapor atau penasihat hukumnya melihat perkembangan kasus ini melalui SP2HP,” ujar Sumarno.
Saat dikonfirmasi, Devid mengaku hingga Kamis (30/1/2025), belum menerima SP2HP dari penyidik. Ia hanya mendapat informasi bahwa EF telah dipanggil dua kali oleh penyidik, tetapi tidak hadir.
Kasus ini masih terus berkembang. Awak Media akan terus memantau dan melaporkan perkembangan terbaru terkait dugaan penipuan dan penggelapan investasi properti yang menyeret nama EF dan melibatkan pihak kepolisian.