Berita  

Inilah 7 Misteri Makam Sunan Kalijaga Dan Mistis Para Santri Dikutuk Jadi Kera

ZONAPERS.com, Jakarta – Sunan Kalijaga atau Raden Said adalah salah seorang tokoh Wali Songo yang diperkirakan lahir pada 1450 M.

Dia adalah penyebar agama Islam di Nusantara khususnya Pulau Jawa.

Sunan Kalijaga membawa pengaruh besar memasukkan tradisi atau budaya Jawa ketika berdakwah.

Konon, kesaktian Sunan Kalijaga adalah menghilang, berjalan di atas air, hingga memiliki ajian lain yang mandraguna.

Melansir sejumlah sumber, semasa hidupnya dia kerap mengembara ke berbagai daerah.

Maka tak heran kalau saat ini banyak petilasan Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga wafat pada 1513 M dan dimakamkan di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak.

Menariknya, makam dan petilasan Sunan Kalijaga sering dikunjungi banyak orang sebagai tempat berziarah.

Aura mistis juga kental dengan makam Sunan Kalijaga dan petilasannya tersebut.

Merangkum berbagai sumber, inilah misteri makam Sunan Kalijaga dan petilasannya!

7 Misteri Makam Sunan Kalijaga dan Petilasannya di Berbagai Daerah

1. Makam Keramat

makam sunan kalijaga

Tak sedikit yang percaya kalau misteri makam Sunan Kalijaga adalah tempat keramat untuk mengasah kekuatan supranatural.

Mereka yang percaya kerap melakukan ritual dengan berziarah ke makam tersebut.

Konon, makam Sunan Kalijaga adalah tempat untuk mengisi kekuatan benda pusaka.

Namun demikian, juru kunci makam tak memperbolehkan seseorang membawa benda pusaka apa pun ke dalam makam.

Jadi, misteri makam Sunan Kalijaga untuk mengasah kekuatan supranatural belum tentu kebenarannya.

2. Menghilangkan Khodam

Misteri makam Sunan Kalijaga menurut kesaksian seorang juru kunci adalah mampu menghilangkan khodam.

hal ini pernah dialami oleh seorang yang nekat membawa benda pusaka ke dalam makam sang wali.

Alih-alih membawa berkah, justru benda pusaka itu tak lagi berkhodam.

Kesaktian benda pusaka itu luntur dan menghilang.

3. Sosok Misterius

Tak cuma di Demak, makam Sunan Kalijaga juga dipercaya berada di Tuban, Jawa Timur.

konon aura magis sangat terasa di makam yang satu ini.

Awal mula keberadaan makam ini ditemukan oleh seorang warga bernama Mulyadi yang jatuh miskin.

Kabarnya, dia didatangi sosok misterius serba berpakaian hitam untuk merawat sebuah makam yang tak terawat.

Setelah ditelusuri, ternyata makam itu adalah tempat bersemayamnya Raden Sahid Moro Teko atau Sunan Kalijaga.

4. Suara Azan yang Misterius

Salah satu petilasan Sunan Kalijaga berada di Bukit Kuncup, Kabupaten Grobogan.

Dulunya area tersebut berdiri sebuah masjid yang dibangun oleh Sunan Kalijaga.

Namun, keberadaan masjid itu mendadak menghilang tanpa jejak.

Dari kesaksian warga, sering terdengar suara azan di Bukit Kuncup tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat bernama Wakimin mengatakan kalau suara azan itu sering terdengar menjelang Magrib dan Isya.

5. Misteri Bukit Surowiti

misteri makam sunan kalijaga.

Petilasan Sunan Kalijaga yang mengundang misteri lainnya adalah Bukit Surowiti.

Kabarnya, dia mengasah ilmu agama dan kesaktiannya di bawah bimbingan Sunan Bonang di tempat tersebut.

Konon, di Bukit Surowiti terdapat Pring Silir (tongkat Sunan Bonang).

Seiring berjalannya waktu, tongkat itu berubah menjadi serumpun bambu.

Di sana, Sunan Kalijaga menerima ujian untuk menjaga tongkat milik gurunya tersebut.

6. Sumur yang Tak Terlihat, Sunan Kalijaga kabarnya pernah singgah ke sebuah desa di Kab. Blora.

Menurut juru kunci Mbah Joyo, petilasan itu menyimpan banyak misteri.

Salah satunya adalah ketika suatu rombongan hendak mandi di sebuah blumbang yang dulunya jadi tempat Sunan Kalijaga membuat batu bata.

“Dikira blumbang batu bata itu sumur yang bisa dipakai untuk mandi. Mereka datang serombongan seperti orang mandi di tengah ara-ara yang tidak ada sumurnya,” kata Mbah Joyo.

7. Kandang Bebek Bernuansa Mistis

Misteri petilasan Sunan Kalijaga lainnya disampaikan warga Dukuh Karang Legi, Supardi.

Sebelum warga ternak bebek, Sunan Kalijaga sudah ternak bebek pada masa lalu.

Dia mengatakan kalau blumbang kandang bebek yang dipelihara Sunan Kalijaga itu kental aroma mistis.

“Warga sini (Karang Legi) tidak ada yang ternak bebek. Tidak ada yang berhasil beternak unggas itu,” ungkapnya.

 

Benarkah Para Santri Dikutuk Jadi Kera?

Sunan Kalijaga adalah satu dari sembilan Wali Sanga yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Berbagai mitos tentang Sunan Kalijaga terdengar dan diceritakan secara turun temurun.

Sejak zaman dahulu, kisah dikutuknya para santri menjadi kera di petilasan Sunan Kalijaga ini masih dipercaya hingga saat ini.

Lantas apakah benar Sunan Kalijaga memberikan kutukan secara langsung kepada santrinya dan hal apa yang membuatnya murka?

“Jadi banyak yang mengatakan Sunan Kalijaga mengutuk santrinya, padahal sunan manusia biasa,” kata Raden Edi, juru kunci petilasan Sunan Kalijaga.

Menurut kisah yang berkembang, ketika itu para santri tengah memancing ikan di sebuah sungai di kawasan Cirebon.

Dikisahkan jika waktu sudah menunjukkan tengah hari dan hampir tiba saatnya melaksanakan Salat Jumat berjamaah.

“Kejadiannya berawal pada hari Jumat, sang sunan lihat santrinya berkurang dan ia mengecek santri yang lain yang ada di tepi sungai,” ucap Raden Edi.

Setelah menemukan para santrinya yang asyik mencari ikan, Sunan Kalijaga mengingatkan kepada para santri untuk segera naik karena panggilan Salat Jumat hampir tiba.

Namun yang terjadi, para santri tetap sibuk mencari ikan dan mengabaikan perintah Sunan Kalijaga.

Menurutnya, saat itu sang sunan hanya berkata dalam hati jika santri-santrinya susah diatur seperti binatang.

“Melihat santrinya seperti itu, Sunan Kalijaga hanya menggerutu dalam hati dan tidak mengeluarkan ucapan,” tutur Raden Edi.

“Keluar dari sungai, santri-santrinya berubah langsung memiliki ekor. Istilahnya kan walaupun wali itu tingkatannya lain tapi doanya ‘diijabah’ Allah,” ujar Raden Edi.

Adalah salah jika kutukan menjadi kera terucap dari bibir Sunan Kalijaga secara langsung.

Berubahnya para santri menjadi kera karena ijin Allah, bukan dari kutukan yang diberikan sang sunan.

Hal menarik lainnya adalah, jumlah kera yang berada di kawasan petilasan Sunan Kalijaga tidak bertambah dan tidak berkurang sama sekali.

Jika ada kematian kera, akan diikuti kelahiran kera pula.

“Kera yang ada di sini jumlahnya tetap, dari abad ke tujuh belas sampai sekarang,” tandasnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *