Zonapers.com, Jakarta – Staf Khusus (Stafsus) Presiden Republik Indonesia, Diaz Faisal Malik Hendropriyono, dengan bangga mengaku dirinya adalah mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Demikian dikatakannya saat menghadiri Pelepasan 470 PMI gelombang 14, 15, dan 16, sekaligus Preliminary Education 102 Calon PMI skema Government to Govermment (G to G) Korea Selatan, di El Hotel Royale, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu, (26/2/2023) siang.
“Memang benar bahwa saya mantan PMI. Saya seharusnya bisa menjadi bagian dari kalian saat ini. Saya berangkat duluan awal tahun 2000 dan melanglang buana ke Australia, Singapura, Amerika, kemudian Singapura lagi sampai tahun 2013 saya kembali ke Indonesia,” tutur Diaz.
Diaz mengatakan, perlakuan negara terhadap PMI saat ini sangat kontras dengan masa dirinya hendak menjadi PMI di negara tujuannya. Disiapkannya credential letter dan fasilitas VVIP di enam bandara internasional di Indonesia berupa lounge dan fast track PMI, adalah wujud perlakuan hormat negara.
“Dulu waktu saya dilepas ke luar negeri itu tidak ada karpet VVIP-nya. Waktu saya pertama ke luar negeri yang mengantar saya juga tidak ada, hanya supir. Tapi, sekarang dilepas oleh pejabat-pejabat negara dan Pak Benny langsung. Jadi boro-boro karpet VVIP, dulu saya tidak diantar, tidak ada fast track, dan tetap mengantre. Apalagi credential letter. Ini luar biasa,” imbuhnya.
Diaz juga berpesan kepada para PMI untuk menjaga nama baik Indonesia. “Anda tidak hanya mewakili diri sendiri tetapi anda adalah wajah Indonesia di negara tujuan. Berhati-hatilah dalam bersikap dan bertindak. Buatlah keluarga, teman-teman, dan Indonesia bangga akan kalian,” ungkapnya.
Presiden RI, Joko Widodo, sambung Diaz, telah memilih tokoh yang tepat untuk memimpin BP2MI. “Karena di tangan beliau kita lihat perkembangan yang luar biasa. Saya tidak tahu Kepala BP2MI mana lagi yang bisa peduli kepada PMI seperti Pak Benny ini,” tegasnya.
Tidak hanya soal gaji yang besar, Diaz mengingatkan seluruh PMI untuk terus mengeksplorasi hal-hal baru yang konstruktif terhadap perkembangan diri dan bangsa Indonesia.
“Pengalaman tidak boleh diabaikan. Belajarlah mengenai kehidupan. Bangunlah jaringan, daerah, provinsi dimana kalian berasal, dan bangunlah Indonesia,” serunya.
Capaian kinerja BP2MI semenjak dipimpin Pak Benny menunjukkan hasil yang luar biasa karena dengan memanfaatkan anggaran yang tidak seberapa jika dibandingkan program BP2MI saat ini.
Kami mendukung penambahan anggaran,” kata Diaz usai menghadiri pelepasan 470 PMI ke Korea Selatan, Diaz pun berjanji akan mendorong penambahan anggaran tersebut ke Kementerian Keuangan.
“Harus didukung, seperti kita tahu BP2MI menghasilkan devisa ratusan triliun. Melihat ini jelas ini akan kita upayakan, bahwa penambahan anggaran ini logikanya tetap akan balik ke negara dengan devisa yang dihasilkan PMI,” ujarnya.
Diaz menilai banyak perubahan besar yang dirasakan PMI seperti mengutamakan pelayanan, perlindungan, dan komitmen Benny Rhamdani memberantas mafia sindikat penempatan PMI ilegal.
“Saya rasa Pak Presiden sudah memilih tokoh yang tepat untuk memimpin kepala BP2MI, karena di bawah kepemimpinan Pak Benny, terjadi perubahan yang pesat dan luar biasa di BP2MI,” tutupnya.
Demikian juga dikatakan oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani. “Kalian telah dinyatakan resmi oleh negara sebagai duta bangsa yang siap bertarung merebut peluang kerja luar negeri. Banggalah menjadi PMI yang berangkat dengan kepala tegak dan kembali dengan membusungkan dada,” pesan Benny.
Editor Hans Montolalu