zonapers.com, Jakarta.
Berbagai kejadian penipuan kian marak melalui via telephone maupun jejaring media online, ini teralami sendiri oleh wartawan zonapers.com siang tadi, Jumat, 29/3/24.
Telephone berdering usai sholat jumat, mengaku dari pihak PT.Pos Indonesia yang menyatakan, ada paket yang tertahan di kantor pos serta tidak bisa dikirim, layanan seperti nada komputer yang menyatakan jika ingin bertanya, silahkan tekan angka 8, tanpa menyertakan angka lain sebagai pilihan.
Nomer Telepon genggam terduga pelaku kejahatan dengan menggunakan Logo Polda Riau ( @red ).
Setelah tersambung, sosok wanita langsung bertanya ada apa? Yang ketika di jawab alasannya, sosok wanita tersebut menyuruh kita menunggu, kemudian dia secara gamblang menjelaskan bahwa saya pernah mengirim paket dari Pekan Baru ke Jakarta berupa buku tabungan dan 3 ATM dan itu di katagorikan ilegal karena bukan atas nama langsung.
Merasa no teleponnya telah di catut oleh seseorang, wartawan zonapers.com merasa tidak pernah mengirim paket tersebut. Kemudian dibimbing oleh Wanita yang mengaku bernama NL untuk segera disambungkan ke bagian pengaduan Polda Riau agar segera membuat klarifikasi bahwa Nama nya telah dicatut untuk pengiriman barang ilegal.
Setelah tersambung dengan pihak Polda Riau, Sosok Wanit NL itupun hilang, yang muncul adalah sosok yang mengaku dari pihak Polda Riau, yang bertanya ada permasalah apa dan menanyakan Data diri wartawan kami itu.
Setelah wartawan kami merasa curiga telah terbawa arus pembicaraan, langsung dituduh bahwa telah mengirim paket barang terlarang, lucu memang, seakan setelah menanyakan data pribadi bahkan Bertanya masalah rekening pribadi, dia bicara mengembangkan dengan isi paketnya itu dengan hal yang ilegal.
Untungnya baterai telephone genggam itu habis, sehingga dirinya menjadi tersadar dengan apa yang baru saja terjadi yang intinya mengajak berdamai jika masalah ini tidak naik ke atasannya.
Modus introgasi ini yang awalnya sering membuat panik penerima telephone, sehingga penjahat yang menggunakan tekhnologi dengan mudah menjalankan aksinya.
Sebagai pengalaman, jadikanlah pelajaran bagi kita semua, agar lebih berhati hati terhadap penipuan dengan berbagai jenis modus operandinya, jangan mudah terbawa arus pembicaraan, apalagi sampai meminta no rekening, nama ibu kandung ataupun meminta nomer PIN ( Personal Internal Number ) kartu ATM kita.
Redaksi.