ITS-Airlangga Tambah Fitur Baru Robot Raisa Untuk Pasien Covid-19

- Jurnalis

Sabtu, 9 Mei 2020 - 13:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

zonapers.com , Surabaya.

Di tambah sejumlah fitur baru, 2 unit Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (Raisa), sebagai robot generasi baru penananganan Covid-19, Jumat (8/5/2020) diluncurkan.
Kolaborasi pengembangan robot gantikan tenaga medis menangani pasien Covid-19, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) tambahkan berbagai fitur pada dua unit Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (Raisa), dan Jumat (8/5/2020) diperkenalkan di Gedung Pusat Robotika ITS.
Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng., Rektor ITS menjelaskan bahwa dua robot ini masing-masing akan bekerja pada ruang Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU). “Robot ini memiliki karakteristik teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing ruangan,” terang Ashari.

Ruang ICU berisi pasien yang berada dalam keadaan pasif sampai tidak sadarkan diri. Sehingga Raisa yang bekerja di ruang ICU akan berfokus pada pengamatan dan monitor kondisi vital pasien. Sedangkan di ruang HCU, di mana pasien masih bisa berinteraksi dengan robot, Raisa memiliki fitur komunikasi seperti sebelumnya dan fitur tambahan untuk melakukan sensor denyut jantung, infus, dan saturasi oksigen.
Satu diantara tim peneliti Raisa, Rudy Dikairono ST MT melanjutkan, untuk Raisa ICU fitur kamera yang sebelumnya sudah ada digantikan dengan kamera yang memiliki resolusi lebih tinggi guna memantau kondisi pasien secara langsung.
Kamera ini memiliki fitur Pan-tilt-zoom (PTZ) yang memungkinkannya untuk berputar 360 derajat seperti kamera surveillance. “Kamera ini kita beli kemudian dimodifikasi penempatan dan kontrolnya agar bisa terhubung ke joystick yang ada di ruang operator,” papar Rudy.
Sedangkan untuk ruang HCU, Raisa ditambahkan beberapa sensor untuk suhu dan kadar oksigen. Sensor ini sudah menggunakan IoT dan akan dibuatkan database di server, sehingga masing-masing pasien memiliki datanya tersendiri.
Kedua Raisa ini juga memiliki proximity sensor (sensor jarak) yang akan mendeteksi benda yang menghambat atau menghalangi jalannya robot. Jika ada halangan, Raisa akan memberikan peringatan suara dan akan ada juga peringatan di layar monitor operator. “Sensor ini bisa mendeteksi sampai jarak tiga meter, namun akan berhenti jika hambatan berjarak 50-75 centimeter,” jelas dosen Teknik Elektro ini.
Selain itu, Rudy dan timnya mengembangkan pintu otomatis yang akan membukakan jalan kepada Raisa. Ruang isolasi terbagi menjadi tiga ruangan yaitu ruang bersih, ruang antara, dan ruang infeksi.
Pintu otomatis akan dipasang untuk menghubungkan ruang antara dengan ruang infeksi, di mana pasien dirawat. “Pintu yang awalnya manual akan dimodifikasi, sehingga pintu bisa dibukakan melalui ruang operator, dan sudah terintegrasi dengan software robot,” tambah Rudy.
Robot yang akan menjalankan finalisasi selama tiga sampai lima hari ini dikembangkan oleh tim robot ITS dengan koordinator utama Rudy Dikairono ST MT, Muhtadin ST MT, Ahmad Zaini ST MSc, Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT, dibantu dengan mahasiswa dari Departemen Teknik Mesin, Teknik Informatika, dan Teknik Elektro Otomasi.
Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM, Direktur Utama RSUA menyatakan bahwa fitur-fitur tambahan ini sangat membantu para tenaga medis dalam menjalankan tugasnya.
“Dengan adanya fitur ini, di ruang ICU kita bisa mengamati denyut jantung, jenis infus, jumlah tetesan infus, produksi urin, dan saturasi oksigen. Di ruang HCU kita juga bisa mengukur suhu pasien, juga bisa berinteraksi dengan pasien,” terang Nasron sapaan Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM.
Nasron menyatakan rasa syukurnya atas apa yang telah dicapai dari kolaborasi antara ITS dengan RSUA. Dengan adanya Raisa, maka interaksi antara tenaga medis dengan pasien secara langsung akan berkurang sehingga menurunkan risiko tertular Covid-19.
“Selain bisa membantu tenaga medis dalam bekerja, kita juga bisa mengurangi kebutuhan APD yang jumlahnya terbatas, pasien juga bisa lebih banyak beristirahat sehingga mengurangi stress dan mempercepat proses penyembuhan,” ungkap Nasron.

Baca Juga :  Bersyukur Kami Bisa Bertahan Pada Pandemi Ini

# Dari berbagai narasumber.

Baca Juga :  Ketua Golkar DPD Kota Tanggerang Layak Di Ganti

( Eddy Khoiri ).

Berita Terkait

Satgas Damar Bais TNI Gagalkan Penyelundupan 5 Kg Sabu di Bandara Hang Nadim Batam
97 CASIS TAMTAMA PK GEL I 2025 IKUTI TES SKRINING DI LANUD SULTAN HASANUDDIN
RS Elisabeth Bekasi Gelar Seminar Hari Gizi, Bahas Pentingnya Nutrisi dan Kesehatan di Musim Hujan
Kapolres Jakarta Utara Tinjau Kesiapan Operasional Command Center Polres Metro
Satgas Yonif 715/Motuliato Bawa Harapan Baru: Pelayanan Kesehatan Gratis untuk Warga Pedalaman Papua
Satgas Yonif 715/Mtl Gelar Pengobatan Keliling Gratis di Distrik Mulia, Puncak Jaya
Prajurit Tidur Dalam Hiu Perkasa: Semangat Kemanusiaan yang Menginspirasi
ChatGPT Resmi Hadir di WhatsApp: Nikmati Kemudahan Kecerdasan AI dalam Genggaman

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 14:35 WIB

Satgas Damar Bais TNI Gagalkan Penyelundupan 5 Kg Sabu di Bandara Hang Nadim Batam

Selasa, 21 Januari 2025 - 22:22 WIB

97 CASIS TAMTAMA PK GEL I 2025 IKUTI TES SKRINING DI LANUD SULTAN HASANUDDIN

Selasa, 21 Januari 2025 - 18:16 WIB

RS Elisabeth Bekasi Gelar Seminar Hari Gizi, Bahas Pentingnya Nutrisi dan Kesehatan di Musim Hujan

Jumat, 17 Januari 2025 - 10:54 WIB

Kapolres Jakarta Utara Tinjau Kesiapan Operasional Command Center Polres Metro

Selasa, 7 Januari 2025 - 10:01 WIB

Satgas Yonif 715/Motuliato Bawa Harapan Baru: Pelayanan Kesehatan Gratis untuk Warga Pedalaman Papua

Berita Terbaru