zonapers.com, Tasikmalaya.
Ada tawa, ada haru, ada rindu yang mekar dalam balutan ukhuwah. Itulah suasana hangat yang tercipta dalam Silaturahmi Akbar Alumni Al-Iqomah bertajuk Ngahiji Bagja, yang digelar dalam rangka Haul ke-23 KH Djadja Abdul Djalil, S.Ag. di Gedung BKPSDM Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu,(5/4/25).

Ratusan alumni dari lintas generasi—dari angkatan 1980, 1990, 2000 hingga alumni TKQ dan Diniyah Takmiliyah (DT)—hadir menyatu dalam kenangan masa kecil, saat pertama kali mengeja huruf-huruf Hijaiyah, bersimpuh di hadapan guru, dan menyerap nilai-nilai kebaikan dari pengajian malam hingga kelas diniyah.
“Kita berkumpul bukan sekadar nostalgia, tapi karena cinta pada tempat yang telah membentuk kita,” ungkap Wahyu Nurrahman, S.Pd.I., perwakilan panitia dalam sambutannya.
Ia mengingatkan, LPI Al-Iqomah kini tengah menghadapi tantangan besar: keterbatasan ruang belajar. Dengan jumlah santri yang terus bertambah, fasilitas yang ada tak lagi mencukupi. Maka dari itu, para alumni diajak untuk bergerak bersama—menggalang dana dan dukungan untuk pembebasan lahan serta pembangunan ruang kelas baru.

Lebih dari Sekadar Reuni
Acara ini bukan hanya temu kangen, tapi juga momentum menumbuhkan kekuatan kolektif alumni—lebih dari 3.000 orang—untuk kembali berkontribusi nyata. Silaturahmi ini juga jadi ajang menyatukan hati, ide, dan aksi demi masa depan generasi santri Al-Iqomah.
Ustadz Dede Abdul Wahab, ST., dari LPI Al-Iqomah menyampaikan pesan menyentuh:
“Doa yang kita langitkan, dan hafalan doa yang kita eja sejak kecil, adalah buah bimbingan guru-guru kita. Jangan lupa jasa mereka. Dan jangan lupa, doa orang tua kita adalah sebab kita bisa berada di titik ini.”
Ia juga mengajak alumni menyelipkan doa di sepertiga malam, agar cita-cita memiliki ruang kelas baru untuk santri segera terwujud.
Penuh Tawa, Air Mata, dan Nada
Tak hanya refleksi dan renungan, suasana juga dipenuhi hiburan bernuansa nostalgia: parodi “Lagi Judi” versi Ustadzah Al-Iqomah, Qosidah klasik dari alumni angkatan 80-an, hingga karaoke dari alumni dan orang tua santri.
Salah satu inisiator, Deni Rohadian Sabitan, S.Pd.I., M.IP., berharap acara ini bisa jadi agenda tahunan.
“Baru 500 dari 3.000 alumni yang datang hari ini. Tapi ini awal yang baik. Tahun depan harus lebih ramai, lebih meriah, dan lebih berdampak.”
Ngahiji Bagja bukan hanya soal berkumpul, tapi soal membangun kembali semangat perjuangan. Untuk para guru. Untuk orang tua. Untuk masa depan anak-anak yang kini duduk di bangku kecil yang dulu pernah kita isi.
Pewarta: Wiracakrabuana.