ZONAPERS.com, Tasikmalaya – Anton Charliyan Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar), Selaku Ketua Dewan Pengasuh Ponpes Assyukandary Bhayangkara Memulai Pembangunan sebuah Pesantren Kebangsaan ASYUKANDARY BHAYANGKARA di Kec Mangunreja Kab Tasikmalaya, dengan ditandai Peletakan Batu pertama. Selasa (7/6/22).
Acara yang dimulai sekitar Pk. 11. 00 Siang, yang dihadiri oleh Kapolres Tasikmalaya diwakili Kasat Binmas, Kadinsos kabupaten diwakili Drs. Hidayat, Camat Kec Mangunreja Bambang, Kapolsek Singaparna Kompol Semi, Kemenag kecamatan Mangunreja Harun AR , Para Kepala desa , serta Tokoh masyarakat dan tokoh budaya seperti R Dicky dari Sukapura, Tony Easy S.E., mantan wakil Ketua DPRD Kota Tasik, Safari Mantan Kadisbudpar, Ki Aan Citiis Galunggung, Ustad Cecep Cilogak serta beberapa orang lainnya turut hadir.
Dalam sambutannya mantan Kapolda Jabar yang juga dikenal sbg Tokoh Budaya dan Penggiat Anti Intoleransi tsb, mengatakan bahwa saat ini memang sangat diperlukan pesantren dengan konsep Kebangsaan, dan pesantren ini merupakan yang Pertama mendeklarasikan diri sebagai Pesantren Kebangsaan di Indonesia, yang memiliki konsep, Mensinergikan antara Ilmu Agama, Cinta Tanah air dan melestarikan Nilai nilai Budaya.
Yakni Nantinya, Pesantren ini diharapkan bisa mencetak dan melahirkan Santriwan Santriwati yang berjiwa Patriotisme Pancasila dalam bingkai NKRI berfaham Islam Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah yang Nasionalis dan Berbudaya. Sebetulnya sudah banyak Ponpes yang punya Konsep seperti ini, diharapkan bisa menamakan diri secara Khusus sebagai “Pesantren Kebangsaan “. Ungkap Anton Charliyan
Anton Charlyan yang juga pernah menjabat Sebagai Kapolwil Priangan pada Thn 2009.
Adapun lokasi pesantren tersebut dibangun Yakni di KM 9 Kp. Ciwidara Rt 09/001 desa Salebu Mangunreja kab. Tasikmalaya.
Untuk itu mulai saat ini diharapkan agar Ponpes-ponpes yang punya visi dan misi yang sama yakni yang mempunyai visi membangun Nilai-nilai Agama yang berbudaya, Budaya yang beragama, yang mengedepankan Wawasan Kebangsaan dan jiwa Nasionalisme, agar punya Karakter Khusus bisa mendeklarasikan juga sebagai ” PESANTREN KEBANGSAAN “.
Anton juga mengatakan bahwa ” Kecintaan pada tanah air sesungguhnya telah tercantum dalam Naskah Sunda Kuno abad ke 15 dari Wilayah tempat Pesantren ini berada yakni wilayah Gunung Galunggung, yang kini dikenal sebagai Amanat Galunggung, Yang isinya berbunyi : jaga ini Kabuyutan ( Wilayah / Teritory ) sebagai tempat Suci dari Penguasaan Asing, Bila raja Putra tidak bisa menjaga Kabuyutan , maka tak ubahnya ibarat Bangkai kulit musang yang ada ditempat sampah, yang baunya sangat busuk “.
Ini salah satu Naskah di Nusantara yg meng amanatkan harus Menjaga sebuah Teritory, wilayah dengan sungguh sungguh dari penguasaan Asing , sampai-sampai dikeluarkan sumpah : ibarat Bangkai yang ada ditempat sampah bila tidak mampu mempertahankan Tanah air. Ungkapnya
Dan Naskah itu lahir di wilayah ini, maka sudah sepantasnya bila Santri-santriwati yg ada di wilayah Galunggung ini punya semangat dan daya juang berlipat ganda dalam mempertahankan wilayah teritory NKRI dan Pancasila sebagai mana Sudah dicontohkan KH. Zainal Mustofa yang merupakan Pahlawan Nasional yang berasal dari Singaparna Tasikmalaya Tutupnya.
Selanjutnya KH. Dr., Ujang Hidayatulah S.ip., M.si., selaku Pimpinan Ponpes didampingi Dr. KH. Bachrum selaku Ketua Yayasan menyampaikan sambutanya : mohon dukungan dari Semua pihak baik pemerintah maupun tokoh masyarakat baik moril maupun Matril demi kelancaran Pembangunan Ponpes ini, karena saat ini bangsa Indonesia sangat memerlukan penguatan jiwa Nasionalisme disamping Nilai Agamis.
Adapun dari Kapolres yang diwakili Kasat Binmas dan Kapolsek Singaparna meyampaikan Dukungan Penuh Berdirinya Pesantren tersebut sebagai pesantren yang Pancasilais yang punya semangat yang terdepan menjaga NKRI.
Demikian juga Camat Mangunreja mengatakan akan Mengajak masyarakat untuk mendukung berdirinya Pesantren Kebangsaan ini karena merupakan Pesantren yang pertama Medeklarasikan diri sebagai Pesantren Kebangsaan dan mengajak masyarakat agar putra putrinya masuk di Pesantren Assyukandary Bhayangkara.
kemudian Acara dilanjutkan dengan doa Penutup dan menggelar peletakan batu pertama asrama putri yang diawali oleh Abah Anton, diikuti oleh para Pejabat dan tokoh masyarakat yang hadir. (Owen)