Zonapers.com, Jakarta – Sengketa lahan menjadi salah satu permasalahan pelik yang masih terjadi di Indonesia. Kondisi ini pun kerap dimanfaatkan mafia tanah demi keuntungan pribadinya.
Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto mengaku tak takut dengan mafia tanah dan siapapun pemain di belakangnya. Pasalnya dia mendapat dukungan dari aparat.
“Saya ngomong ke Kapolri saja selesai, karena Kapolri sudah menyatakan 1.000% mendukung saya. Saya mau ngomong ke Pak Dudung (Kepala Staf TNI-AD) saja sudah selesai, karena Pak Dudung sudah menyatakan saya dukung 1.000% terkait dengan mafia tanah,” jelasnya, saat Media Gathering Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Selasa (15/11/2022) malam.
Hadi mengatakan, ada satu hal yang ditakuti para oknum ini apabila ketahuan mendukung para mafia tanah, yaitu dipastikan jabatannya akan dicopot. Karena itulah, menurutnya, kondisi ini menjadi salah satu kekuatannya.
Dilansir dari detik.com “Dan saya sendiri mantan Panglima TNI, yang juga masih bisa berkomunikasi dengan 3 angkatan dan Polri. Dan itu modal saya dan saya memang tidak takut,” tegasnya.
Sebelumnya, Hadi Tjahjanto sempat buka-bukaan kalau di balik mafia tanah ini ada oknum jenderal yang mendukung. Namun ia menyatakan tidak takut dan berkomitmen memberantas mafia tanah.
“Mafia di manapun akan saya gebuk, saya tidak takut. Walaupun ada yang bisiki, ‘Pak itu ada jenderalnya di belakang’. Tidak takut. Walaupun saya purnawirawan saya juga pernah menggunakan pangkat jenderal. saya akan hajar mereka,” tegas Hadi dalam seminar virtual, beberapa waktu lalu.
Sebagai tambahan informasi, di kesempatan yang berbeda, sebelumnya Hadi juga sempat mengungkap, kalau mafia tanah ini berasal dari oknum di sejumlah lembaga.
Hadi membocorkan siapa saja mafia tanah yang dimaksud. Jumlahnya ada lima, bahkan ada yang berasal dari BPN.
“Saya sampaikan mafia tanah itu ada lima. Pertama oknum BPN. Yang kedua adalah pengacara karena pengacara pasti mengikuti klien mereka,” ungkapnya.
Ketiga, oknum notaris Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) juga menjadi mafia tanah. Yang keempat yaitu camat, dan yang kelima ialah lurah.
Editor hans montolalu