zonapers.com, JAKARTA – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melepas sebanyak 290 Pekerja Migran Indonesia (PMI) Program Government to Government (G to G) Korea Selatan, di El Royale Hotel Kelapa Gading, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, terus menggaungkan pernyataan perang terhadap penempatan PMI yang menjurus pada Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Dia menjelaskan, potret negatif pekerja migran di Indonesia yang terjadi pada masa kepemimpinannya, adalah penanganan ribuan PMI terkendala, sakit, dan meninggal, serta perang terhadap sindikat perdagangan orang.
“Genderang perang terhadap sindikat telah ditabuh. Saya lebih takut dimarahi Allah daripada dimarahi sindikat dan mafia perdagangan orang. Oknum perdagangan orang tersebut mempunyai atributif kekuasaan, sedangkan pejabat negara disumpah atas nama agama untuk bekerja terhadap negara,” tegasnya.
Benny geram terhadap para sindikat tersebut, karena 2 tahun masa kepemimpinannya, ia telah menangani sebanyak 79.700 PMI Terkendala, 3.053 PMI sakit, serta 1.451 jenazah PMI.
“Dari puluhan ribu PMI tersebut, 90 persen korbannya adalah wanita dan ibu-ibu yang berangkat secara tidak resmi,” tegasnya.
Menurutnya, perubahan dari Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, adalah perubahan yang progresif dan revolusioner.
“Undang-undang lama hanya melindungi PMI saja, sedangkan Undang-undang 18 Tahun 2017 memberikan pelindungan kepada PMI serta keluarganya, dari aspek ekonomi, sosial, dan hukum,” ujar Benny.
Benny menjelaskan bahwa pada setiap pelepasan, BP2MI selalu menayangkan video glorifikasi Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) serta pelepasan keberangkatan, yang di dalamnya menggambarkan bahwa di zaman kepemimpinannya sekarang, CPMI diberi fasilitas VVIP, serta diperlakukan seperti pahlawan sebenarnya.
“Pada video tersebut, di setiap pelepasan selalu hadir orang-orang penting seperti Menteri Erick Thohir, Menko Airlangga Hartarto, anggota DPR, serta pejabat tinggi lainnya. Dengan harapan glorifikasi pelepasan ini adalah potret positif penempatan PMI yang dapat menjadi edukasi dan propaganda positif, bahwa berangkatlah bekerja ke luar negeri secara resmi,” pungkas Benny.
Wakil Rektor IV Universitas Terbuka (UT), Rahmat Budiman menyampaikan, perspektif lain kepada peserta pelepasan, bahwa menabung tidak hanya berbentuk harta dan uang saja, investasi dalam bentuk pendidikan juga penting, terlebih ilmu dapat dipelajari secara online pada zaman sekarang.
“Manfaatkanlah sepenuhnya fasilitas dari Pak Benny, itu adalah tanda cinta darinya untuk kalian. UT sebagai Universitas Negeri hadir, bahkan sampai pada Korea Selatan untuk mendidik para PMI yang ingin mencari ilmu lanjutan. Pulanglah ke Tanah Air membawa Rupiah, dan ijasah kehidupan,” tutur Rahmat.
Sementara itu, Direktur Jendral Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, memberikan nasihat dan motivasi bahwa bersyukur adalah kunci dari rasa rindu yang kelak menyiksa. Menurutnya, pada beberapa bulan pertama disebut honeymoon stage, pada tahap ini PMI pada tahap senang-senangnya, sampai pesawat delay pun bahagia. Tetapi rasa rindu pada tahap berikutnya akan muncul.
Akan banyak air mata kerinduan, tapi kita dapat menjadi hebat karena kepedihan. Kuncinya, tetaplah bersyukur dan perbanyak pertemanan. Selamat jalan semuanya, baik-baiklah di sana, semoga Allah Subhanahu wa ta’ala melindungi kalian semua. Terima kasih Pak Benny untuk menjaga anak-anak Indonesia,” tutup Kiki Yuliati. (Hans).