Asalamualaikum wrwb, selamat beraktifitas,
sebagai organisasi profesi, di Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI). Saya memilki pantauan ke beberapa Pengurus baik itu di DPP,DPW,DPC, bahwa kita masih kurang wartawan/i jurnalis reporter yang handal buat wawancara mencari berita dilapangan.
Sehingga saya banyak mendapat beberapa kitikikan dan masukan dari luar yang memang sayang terhadap AWDI yang kita miliki bersama.
walaupun kita adalah asosiasi yang memiliki warna dan skill pengurus yang berbeda didalam nya, baik praktisi hukum, Budayawan dan para usahawan, dan para pembisnis, namun kita harus sadar bahwa lebel kita adalah organisasi Wartawan, yang mau tidak mau 70 persen harus dapat kita pertanggung jawabkan sebagai wadah organisasi jurnalis yang harus bisa menulis membuat berita wawancara dan Investigasi.
Maka saya dan seluruh jajaran pengurus seharusnya sadar kalau organisasi kita bukan lah setingkat ormas dan LSM. Maka seyogyanya harus dapat melakukan rekruitmen kepada teman atau pun anggota kita wartawan dan wartawati yang pandai dan kental pada bahasa sastra dan tulisan, agar masa depan organisasi AWDI kita disegani dan profesional.
Saya hanya berpesan, jangan lagi kita memainkan pola pola usang yang akhirnya kita hanya terjebak euforia dan terkesan hura hura, serta jebakan batman serta totokan totokan halus pada Pejabat dengan scenario kegiatan Wartawan, sehingga terlihat gergaji kayu itu makin berisik. Yang hanya dinikmati oleh sekelompok orang ataupun pengurus, sehingga yang enak makan sate kambing, ya enak, sementara yang bersihkan kandang kambing kena kotoran kambing masa bodo.
Kembali, saya sebagai ketua umum ingin menghimbau buat diri saya dan jajaran pengurus, bahwa AWDI kita yang kita laksanakan sebagai kapal, ditumpangi para perompak dan dan para ksatria yang memiliki wajah yang ramah tampan, tapi di dalamnya, Ada raksasa yang cenderung rakus melahap apa saja. Jadi ini adalah peringatan bagaimana caranya kita berbagi memiliki Tepo seliro dan kebersamaan.
Di era digital ini ilmu pengetahuan begitu canggih. Penipuan pun semakin canggih, maka saya tetap berpihak mempertahankan kebenaran itu bagian dari amal ibadah walaupun kadang pahit dan pedih, tapi disitulah Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa bersama kita.
Jadi mohon agar kita mau belajar dari kekurangan kita, membaca menulis Iqra Iqra untuk membantu masyarakat lewat tulisan. Dan kedepan saya yakin Jajaran Pengurus dari tingkat DPP,DPW,dan DPC dapat merekrut teman serta adik adik kita yang memang baik dalam bidangnya. Sehingga sisa pengurus dari wakil dan ketua ketua bidang yang 30 persen ini konsentrasi memberikan fasilitas dan mencarikan sumber sumber dana pada kegiatan yang baik dan bermaafaat pada jalur kemitraan kita baik Pemerintah dan Para Pengusaha, sehingga kita tetap eksis sebagai organisasi profesi yang di segani.
(Budi Wahyudin Syamsu)
Ketum AWDI
# di sadur dari teks asli dengan sedikit revisi.
( ZA1 ).