zonapers.com,Bekas.
Di tengah iringan gondang Batak yang membahana dan tarian tortor yang menggugah jiwa, keluarga besar Bapak Binson Purba, SH, merayakan sebuah momen istimewa: khitanan sang putra tercinta, Deardo Bins Purba. Bertempat di kediaman mereka di Tarumajaya, Bekasi, Sabtu (24/5), suasana penuh haru dan sukacita melingkupi setiap sudut acara yang sarat akan nilai spiritual dan budaya ini.
Deardo, si bungsu laki-laki dari empat bersaudara, menjadi pusat perhatian hari itu. Lebih dari sekadar menjalankan sunnah Rasulullah SAW, khitanan ini menjadi wujud syukur keluarga Purba kepada Allah SWT atas kesehatan dan tumbuh kembang putra mereka. Namun tak berhenti di situ—perayaan ini juga menjadi panggung pelestarian adat Batak Simalungun yang kaya dan penuh filosofi.

Mengusung konsep adat yang kental, khitanan Deardo tak ubahnya seperti pesta budaya. Para tamu disambut dengan ulos, alunan musik tradisional, hingga makanan khas Batak yang menggugah selera. Acara ini bukan hanya perayaan keluarga, tetapi juga ruang silaturahmi bagi kerabat, sahabat, aktivis buruh, serta warga sekitar yang hadir dengan antusias.
Khitan: Sunnah, Sehat, dan Sakral
Dalam Islam, khitan adalah bagian dari fitrah manusia sekaligus bentuk ketaatan terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW. Ia membawa nilai spiritual, kebersihan, dan kesehatan. Momen ini pun menjadi awal baru dalam perjalanan seorang anak menuju kedewasaan yang lebih bertanggung jawab secara lahir dan batin.

Dalam sambutannya, Bapak Binson Purba yang juga dikenal sebagai Ketua Umum FSB KIKES KSBSI, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran acara. Ia berharap sang putra tumbuh menjadi pemuda yang tangguh, berakhlak mulia, dan menjunjung tinggi nilai budaya serta keimanan.
“Semoga Deardo menjadi pribadi yang menghormati leluhur, mengabdi pada agama, dan berguna bagi masyarakat. Ini bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang masa depan,” ujar Binson penuh harap.
Acara yang berlangsung hangat ini menegaskan bahwa di tengah derasnya arus modernisasi, nilai-nilai tradisi dan agama tetap mampu berpadu harmonis. Dari Tarumajaya, khitanan Deardo menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas para seniman, tetapi juga keluarga-keluarga yang bangga akan akar dan jati dirinya.
Pewarta: Dedi Arfansyah.





































































