Bogor, november 2020
Sambil menyalakan rokok kretek dan mengaduk kopi tubruk cap teko, saya menghayal apabila negara kita yang tercinta ini menjadi sebuah negara dizaman pewayangan menurut cerita epos Mahabharata, dimana fragmen jalannya cerita tiap bulan selalu ada dinamika politik tinggi, tegang sedikit menggelikan. Dimana banyak kegaduhan-kegaduhan politik timbul yang sudah diagendakan.Seperti dalam cerita pewayangan dimana semua fragmen alur ceritanya sudah dibentuk oleh para dewa diswargaloka. Lahirnya Bisma Dewabrata, para Pandawa dan Kurawa serta Drupadi yang diciptakan oleh yadnya( api persembahan ). Semua sudah terukur duka nestapanya sampai nanti klimaksnya dipadang Kurusetra.Melihat dinamika sosial politik akhir akhir akhir ini di negara , dimana kepulangan Muhammad Rizieq Shihab dari Saudi Arabia membuat keseimbangan negara seakan- akan rapuh, dengan dicopot atau diganti banyak pejabat pejabat publik karena giatnya.Ditambah situasi pandemi covid-19, perekonomian negara yang terus defisit dan terakhir ditangkapnya seorang menteri karena penyalagunaan wewenang serta berkorelasi dengan oligarki politik yang ada, menambah ruwet iklim politik dinegara ini.Konstruksi ceritanya seperti sudah diagendakan. Saya berpikir keras siapa yang akan menjadi api persembahan dinegara ini dan apakah klimaks politik diIndonesia akan tercipta juga padang kurusetra seperti cerita Mahabharata? Karena tidak ada sisa rokok .. Energi berkhayalpun terhenti.
oleh:
Vaza Fernantha ( Pengurus DPP AWDI- pengurus IKAL 85 SMPN 3 Jakarta dan pemerhati sosial budaya dimasyarakat)