Jakarta, Kuasa Hukum Keluarga Ferdy Sambo, Febri Diansyah dinilai melakukan perbuatan ‘contemp of court’ atau pelecehan terhadap lembaga peradilan. Hal tersebut diungkap pengacara senior OC Kaligis dalam acara diskusi “Ulasan Hukum Kasus Sangkaan Pembunuhan Ferdy Sambo”, yang diadakan Manajemen OC Kaligis, di Komplek Majapahit Permai, Jakarta Pusat, Senin (17/10).
OC Kaligis menjelaskan, ‘contemp of court’ itu terkait pernyataan Febri Diansyah menyebut uraian fakta hukum perintah “Hajar” dalam perkara pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang diungkap diluar persidangan.
“Mestinya uraian (perintah “Hajar”) yang menyangkut fakta hukum itu disampaikan Febri Diansyah setelah mendengar dakwaan dalam acara keberatan terhadap dakwaan atau dikenal dengan sebutan eksepsi terdakwa atau penasehat hukum sebagaimana diatur di Bab. XVI KUHAP berjudul pemeriksaan di sidang pengadilan,” kata OC Kaligis.
Menurut OC Kaligis, uraian perintah “Hajar” yang diungkap Febri Diansyah dapat dikatakan bagian dari pokok perkara. Dan apabila hal pembelaan dakwaan yang termasuk dari bagian pokok perkara disampaikan sebelum JPU (Jaksa Penuntut Umum) membacakan dakwaan (17/10), maka dianggap Febri tidak menghormati lembaga peradilan.
“Bisa saja karena uraian perintah “hajar” terbilang uraian mengenai pokok perkara, maka eksepsi Febri diluar persidangan ataupun dipersidangan akan ditolak Majelis Hakim, karena keberatan tersebut sudah termasuk pokok perkara,” ujar OC Kaligis.
“Jadi apabila manuver “Hajar”-nya Febri termasuk eksepsi mengenai pokok perkara, pasti argumentasi “Hajar”-nya Febri ditolak,” cetusnya.
Diberitakan, Febri Diansyah selaku anggota tim kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo (FS), mengungkap perintah Ferdy Sambo kepada Bharada Richard Eliezer atau Bharada E saat mengeksekusi Brigadir J.
Febri Diansyah mengatakan saat di tempat kejadian perkara (TKP) Duren Tiga, Jakarta Selatan, Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.
Namun, kata dia, yang terjadi saat itu Bharada E justru menembak Brigadir J hingga tewas.
“Perintah FS pada saat itu, yang dari berkas yang kami dapatkan, itu perintahnya adalah “Hajar Chad”. Namun yang terjadi adalah penembakan pada saat itu,” kata Febri seperti dikutip Tribunnews dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/10).
Contempt of Court
Adalah delik ketidaktaatan atau ketidakhormatan terhadap pengadilan dalam bentuk perilaku yang menentang atau menentang otoritas, keadilan, dan martabat pengadilan.
(Hans Montolalu)