zonapers.com, Jakarta.
Catatan Pojok Irjen Pol ( P ). DR.Ronny Sompie, SH, MH :
🌿 copas tulisan pak Wiryawan 🌿:
Pagi ini saat hadir di Istana Negara sebenarnya saya ketar ketir akan pesan ekonomi tahun depan yang akan disampaikan Presiden dan para menteri. Berapa bulan lalu Pemerintah pernah mengatakan prospek perekonomian diliputi awan gelap pada 2023.
Kita juga masih ingat Nouriel Roubini, profesor ekonomi New York University, memprediksi dunia tengah memasuki era baru krisis stagflasi hebat yang belum pernah ada sebelumnya.
Pandangan menyeramkan tentang masa depan ekonomi global ini disampaikan Roubini pada artikel di Majalah Time, dengan judul agak spektakuler; “We’re Heading for a Stagflationary Crisis Unlike Anything We’ve Ever Seen” terbit bulan Oktober lalu.
Dia mengatakan ekonomi telah teracuni kombinasi antara pertumbuhan yang rendah dan inflasi yang tinggi, atau stagflasi yang membawa dunia pada “massive insolvencies and cascading financial crises” hingga beberapa tahun ke depan.
Kita juga mambaca para ekonom dari Fannie Mae dan IMF menyatakan harapan bahwa tahun 2023 menjadi tahun yang lebih lambat pertumbuhan ekonomi daripada tahun 2022.
Akan tetapi suasana di Istana Negara berbeda dalam acara Kompas 100 CEO Forum. Dihadiri para CEO dari berbagai industri.
Sambutan Mas Suta dan diikuti paparan Sri Mulyani, Menko Ekuin Erlangga membawa banyak harapan, Yang sangat luar biasa adalah paparan dari Presiden Jokowi.
Beliau membuka dengan perkataan bahwa kita tidak akan melihat kondisi ekonomi global dengan ketakutan, panik, putus asa tapi menyikapi dengan waspada, dan menyadari kekuatan diri yang ada dan membuat fokus agar unggul dibanding negara lain. Presiden memaparkan ecosystem battrey listrik, di mana Indonesia memiliki begitu banyak resourcenya. Dengan fasih Presiden memperlihat data data mengapa kita harus Revitalisasi Our Capabilities.
Resesi ekonomi adalah bagian yang biasa dari naik turunnya kegiatan ekonomi. Itu sama halnya dengan kehidupan manusia yang kadang baik namun kadang menghadapi situasi yang buruk. Yang menjadi pembeda adalah bagaimana menyikapinya.
Presiden Jokowi pada hari ini pada dasarnya tidak bicara soal ekonomi tapi Beliau memberi hal yang sangat vital yaitu harapan bagi kami.
Saya pernah membaca ketika wartawan bertanya kepada perdana menteri Winston Churchil. Senjata apa yang paling hebat yang dimiliki saat perang dunia ke II? Winstons menjawab senjata terhebat sehingga bisa melawan Hitler adakah Harapan.
Pesan kata Harapan mampu membangkitkan energi dan memberikan kekuatan untuk tetap bertahan maju terus dalam menghadapi masa masa sulit. Sebuah kekuatan membangkitkan energi berupa kegairahan dan antisipasi ketika kita menatap masa depan.
Selesai acara Pak Jokowi menyalami kami satu persatu dan dengan rendah hati Beliau memandang kami satu persatu dan mengatakan Terima kasih ya secara personal setiap Peserta lalu kami berjalan bersama ke Istana Merdeka untuk berfoto dan ngobrol santai.
Ternyata di WAG kita banyak yg berperan. Pertama Ayu sebagai panitia.
Kedua Prof Rhenald Kasali sebagai Moderator. Ada mas Prastowo dll.
Terima kasih untuk acara yg bagus ini. #menatapmasadepan #antisipasi #harapan #optimis #jangantakut #energibaru #jangancemas #berani #majuterus #Indonesia bisa.
#Seperti yang di kirim oleh Ronny Sompie pada Group di sebuah media sosial.
( Dadang Gorilla/Bang Gor ).