Bang Yos Gubernur 2 Periode, Bocah Pengangon Kambing, Inilah Kisah Sang Jenderal

ZONAPERS.com JAKARTA – Seorang yang dulu lahir di keluarga petani yang boleh di bilang keluarga tidak mampu, siapa sangka akan menjadi seorang Pemimpin. Saat masa kecil seorang Sutiyoso atau dikenal dengan sapaan Bang Yos, kedepannya akan menjadi salah satu tokoh nasional yang berpengaruh di tanah air.

Pendidikan di Akmil yang telah mengubah secara total hidupnya dari “Trouble maker” menjadi orang tertib dan Disiplin.

Lelaki anak ke enam dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Tjitrodiharjo dan Ibu Sumini ini, pada masa kecilnya di Desa Pongangan, Gunung Pati, Semarang, memiliki tugas dari orang tuanya untuk mengangon (menggembala) hewan ternak kambing dan kerbau. Tetapi tempaan didikan disiplin yang keras dari orang tuanya sejak masa kecil itu, menjadikan Sutiyoso tumbuh menjadi seorang pemuda yang pemberani dan menyukai tantangan. Karakter ini jugalah yang pada dekade-dekade selanjutnya membawa Sutiyoso menjadi tokoh yang dihormati, baik di dunia militer maupun di dunia politik.

Kisah perjalanan hidupnya ini diceritakan saat awak media berkesempatan berkunjung dan bertatap muka langsung dengan tokoh yang semasa menjadi prajurit TNI pernah merasakan kerasnya tugas operasi seperti diantaranya Timor Timur (kini Timor Leste) dan Aceh, yang disampaikannya di Museum Bang Yos yang berlokasi di Jl. Raya Kalimanggis No.100, Jatisampurna, Bekasi, Sabtu (18/6/22) siang.

“Waktu kecil saya disuruh orang tua untuk ngangon kambing,” kata Sutiyoso. Namun meski sehari-hari bergelut memelihara dan merawat hewan ternak, Sutiyoso mengaku masa kecilnya tersebut tidak pernah merasakan daging hewan ternaknya dikarenakan kondisi ekonomi keluarga.

“Ya, kondisi saat itu, hewan ternak setelah umurnya cukup lalu dijual untuk biaya sekolah,” ungkap tokoh kelahiran 6 Desember 1944.

Menginjak masa mudanya, Bang Yos pernah merasakan hidup di tanah Kalimantan, tepatnya di Pontianak, serta menyelesaikan studi sekolah menengah disana. Lalu kembali ke Semarang dan sempat mengenyam pendidikan bangku kuliah. Tetapi kemudian kata hatinya berbicara lain, Sutiyoso muda dengan tekad membaja berupaya melamar dan masuk AMN (saat ini Akmil).

Awal melangkah melamar menjadi prajurit ini pun tidaklah mudah, menurut Bang Yos. Dikarenakan izin dari orang tuanya yang sulit didapat. Namun berkat upaya kerasnya, pada tahun 1965 berhasil masuk pendidikan AMN dan lulus pada tahun 1968 bersama diantaranya dengan Wiranto dan Agum Gumelar.

Lulus dan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda), bukti tekad dan keseriusannya untuk menjadi patriot bagi bangsa dan negara. Karena hal itu jugalah, Sutiyoso oleh kakak tertuanya dihadiahi sebuah sepeda motor Harley Davidson buatan tahun 1944 yang kini ada dan terpajang di Museum Bang Yos.

Kisah perjalanan karir Bang Yos di dunia militer dan politik ini sendiri terpampang jelas di setiap bidang dan sudut museum melalui media foto dan diorama. Termasuk yang monumental adalah saat era Sutiyoso menjadi Gubernur DKI Jakarta selama dua periode, di masa itu Presiden 5 kali berganti, inilah salah satu sejarah karena sejumlah sejarah penting bangsa Indonesia tercatat dan terjadi di masanya.

“Saya harus meninggalkan sesuatu untuk generasi berikutnya, bagi anak dan cucu saya. Sebelumnya saya sempat berpikir, apa yang harus saya berikan. Jawabannya adalah pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik. Orang yang masuk ke museum ini akan bisa melihat, Bang Yos dari masa kecilnya sampai sekarang seperti apa,” jelas Sutiyoso terkait dengan dibukanya Museum Bang Yos yang diresmikan oleh Wiranto pada hari, Minggu (15/03/2020) lalu.

“Museum ini saya buka untuk umum, terutama generasi muda dan pelajar. Karena waktu dibuka lalu ada pandemik, maka waktu itu saya tutup. Sekarang silahkan berkunjung, tetapi jangan abaikan protokol kesehatan,” ungkap Bang Yos yang berharap kisah perjalalan karirnya di militer dan politik ini bisa memotivasi pengunjung di museumnya.

“Satu kehormatan bagi saya untuk yang datang kesini, tetapi tentu saja saya tidak bisa mendampingi setiap hari. Dengan adanya keterangan tulisan di setiap foto, semoga bisa membantu menjelaskan,” pungkasny.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *