Semeru Menangis, Warga Mandi Lumpur Hingga Diterjang Hujan kerikil

Zonapers.com, Lumajang.

Gunung Semeru erupsi diperkirakan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Selain hujan abu dan hujan air di sekitarnya, juga terjadi hujan kerikil. Itu dirasakan warga yang berada di sekitar aliran lahar Semeru.

“Iya, tadi sempet hujan kerikil. Sakit semua badan dan kepala ini,” kata Heri, salah satu warga Desa Supit Urang saat dihubungi, Sabtu (4/12/2021).

Dia mengaku peristiwa itu terjadi saat dirinya melihat penambang pasir di Curah Kobokan. Saat itu banyak penambang pasir berada di lokasi.

“Semua berteriak hujan kerikil,hujan kerikil, ayo berlindung, ayo pergi,” Kenangnya.

Warga yang berada di tengah lapangan itu tampak berlarian dan menaiki kendaraan yang ada di depannya. Di antaranya sepeda motor, pickup dan truk.

Selain hujan kerikil tubuh warga juga bermandikan lumpur. Tubuh mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki dipenuhi lumpur. Bahkan jalan-jalan di sekitar lokasi tampak tertutup lahar dingin. Begitu juga warga yang tidak sempat menyelamatkan diri tampak basah kuyup akibat diguyur hujan lumpur.

“Ya Alloh, Ya Alloh, ayo berlindung, selamatkan kami,” Teriak warga yang berlarian mencari tempat berlindung.

Dari pantauan kami,warga yang merasakan hujan kerikil dan mandi lumpur tampak membawa payung dam jas hujan melindungi tubuhnya. Sekujur tubuhnya tampak dipenuhi lumpur. Sedangkan warga yang sudah berada di tengah jalan, memilih berteduh dari hujan kerikil dan lumpur.

Informasi yang dihimpun, gumpalan awan pekat tampak turun dari Semeru itu karena tebalnya material vulkanik dan awan panas yang mengalir di Sungai Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Pos Pantau Gunung Sawur melaporkan adanya Awan Panas Guguran (APG) yang turun mengarah Curah Kobokan. Warga diimbau agar tidak mendekati area-area yang membahayakan dan berisiko.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan dampak Semeru erupsi ini membuat dua kecamatan di Lumajang kondisinya gelap gulita. Dia menambahkan kondisi erupsi saat ini lebih besar dibanding tahun 2020 lalu.

“Dibanding tahun 2020 lalu, erupsi tahun ini lebih besar,” Tutupnya.

Pewarta :Da

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *